Perasaan ini kasat mata, rupanya pun tak terjamah kuraba, kurasakanpun kadang berlebih kadang dilupakan oleh kesibukan fikir.
Bagaimana aku menceritakannya padamu?
Perasaan ini tak kutemukan bahasa isyaratnya, aku pun tak sanggup membahasakannya dengan lantang !
Aku takut akan perasaan ini, seperti 2 mata pisau yang kugenggam, begitu ketakutan mengarah kepadaku, tanpa merasuk sedikitpun pemikiran andaikan kau membungkus mata pisau yang mengarah padaku dengan tanganmu, tanpa perduli rasa sakit. Kau yang melenyapkan rasa takut itu, dan menjamin aku tak akan terluka.
Jawablah mengapa aku menjadi takut pada perasaan ini?
Bukan cerita cinta paling romantis di negeri dongeng,
Bukan puisi yang diambil dari pengalaman batin sang penyair.
Bukan juga syair lagu sang biduan yang berdendang ke penjuru negeri.
Bukan drama yang berpengaruh sepanjang dekade.
Tak semegah itu aku !!!
Sesederhana kapas tipis yang mengepul dari bijian dipohon besar itu,,
Aku menjadi takut, bukan untuk kebohongan !!
Bukan juga takut yang kubuat-buat, ini menjadi bagian beban dalam hidupku.
Maaf jika aku tiba-tiba hadir dan mendeklarasikan sikap yang masih berselimut rasa takut ini,
Aku tidak ingin menyalahkan masa lalu yang menjadikan aku begitu takut, karena kau adalah masa depan, juga bukan hal yang menjadikanku ketakutan memilikinya.
Pada penantian ini, dengarlah sedikit keberanianku....
"Aku takut jatuh cinta padamu, karena kau lebih istimewa dari jutaan cinta yang pernah berpapasan denganku"
"Aku takut jatuh cinta padamu, karena cinta ini mengikis semua logikaku"
"Aku takut jatuh cinta padamu, karena jika kau menghilang, cintaku serasa kiamat"
"Aku takut jatuh cinta padamu, karena perasaan yang takut ini luka cinta."
"Aku takut jatuh cinta padamu, karena perasaan ini tak dapat aku lepaskan"
Buat aku berani,
"Karena kau teristimewa, cinta yang berpapasan menghabiskan logikaku, jangan menghilang, bantu aku sembuhkan luka ini, dan jangan pernah melepaskanya."
Untuk kau yang kutakuti.... Cinta !!!
